MERAYAKAN KEMERDEKAAN TARI KETHEK OGLENG

Bulan Agustus 2018 sebentar lagi bangsa Indonesia merayakan Kemerdekaan yang ke 73 usia yang sudah matang.  Seharusnya kita selalu menjaga kebersamaan dalam bingkaiNKRI dengan selalu saling menguatkan untuk mewjukan satu tujuan mulia yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.  Sanggar Condro Wanoro mempunyai cara yang unik dalam merayakannya yaitu dengan terlibat langsung dalam acara seremoni pembukaan baik festifal maupun acara-acara expo pembangunan.  Condro Wanoro tanggal 11 Agustus 2018 berpartisipasi dalam acara festifal reog di stadion Citra Mandiri Arjosari.  Tanggal yang sama juga tampil di alun-alun Kabupaten Pacitan.  Perjalanan membuat aku bermimpi berkaitan dengan perjuangan Bapak Sutiman pada awal mula terciptanya tari Kethek Ogleng.

      Masa latihan hampir memasuki tingkat sempurna, tetapi seni yang meniru gerakan kera yang diciptanya belum diberi nama. Oleh karena itu, Bapak Sutiman membuka usul tentang nama yang pas untuk seninya tersebut. Namun beberapa usul terkait nama seni tersebut belum ada yang cocok Ada yang mengusulkan diberi nama tari keraputih, ada yang tari kera, dan kera-kera yang lain. Akhirnya Sutiman sendiri yang mengotak-atik sebuah nama dengan memadukan penggambaran tingkah laku kera dan nada iringan gamelan yang bunyinya “nong gleng” terus menerus. Kemudian nama kera diganti kethek, dan bunyi iringan nong gleng disingkat ogleng sehingga menjadi bapak Sutiman menyebut seni kreasinya sebagai seni “Kethek Ogleng.”
“Waktu memberi nama seni ini saya memang minta pertimbangan kepeda teman-teman nama apa yang pantas di terapkan, tetapi nama yang di sebutkan menurut saya tidak ada yang sesuai, akhirnya saya jelaskan makna nama Kethek Ogleng yang sudah saya rancang sebelumnya dan disetujui”, paparnya.
Nama ini memang lebih cocok, selain mudah diingat, nama tersebut mempunyai ikatan semantis dengan esensinya. Kemudian nama tersebut resmi ditetapkan sebagai nama seni baru yang diciptanya.
“Nama Kethek Ogleng adalah kalimat sederhana, namun merupakan sebuah kalimat yang belum pernah ada sebelumnya itulah sebabnya saya pilih agar menjadi salah satu cirikhas seni yang saya buat”, tuturnya menjelaskan tentang nama yang dibuatnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

32 HARI KETHEK OGLENG DI ISSEH

JALAN TAK SELAMANYA LURUS DAN MULUS