Wajah ayu tersirat dari senyuman manis mahasiswa PBSI STKIP PGRI PACITAN. Kampus yang asri menambah motivasi dalam peningkatan kualitas untuk pengembangan diri mahasiswa.
Jalan bergelombang tak akan menyurutkan langkah untuk mencapai tujuan. Sorotan mata tajam dengan kaca spion di depan langkah tegap tak akan pulang. Satu tujuan untuk menggapai mimpi. Jalan tak selamanya mulus dan lurus. Kadang atau semua jalan dalam sebuah perjalanan manusia bergelombang dan rusak. Jalan itu yang harus kau lalui anakku. Tak akan mungkin semuanya lurus dan halus seperti jalan tol. Pinggang yang telah memasuki usia senja terasa. Namun saya yakin dengan usiamu yang masih muda kau sanggup untuk melalui jalan terjal dan berliku. Untuk satu tujuan mulia menggapai mimpi dalam sebuah perjuangan. Jangan menyerah dalam hidup. Laluilah jalan tersebut dengan ikhlas. Kau akan menemukan berjuta-juta pengetahuan dan pengalaman dalam perjalanan. Hati dan tekad kuat dalam dada. Menjadi modal untuk menjadi pemenang.
Pacitan, 4 September 2018 Kethek Ogleng Pacitan sebuah seni tari yang diciptakan oleh Bapak. Sutiman mengandung pesan moral bagi generasi penerus bangsa terhadap kecintaan terhadap budaya bangsa. Seragam putih yang melekat pada kostum penari Kethek Ogleng menggambarkan bahwa sifat manusia jangan dilihat dari wujud fisiknya saja. Lihatlah dari budi pekertinya. Banyak sekali yang terjebak dengan penampilan fisik seorang. Filosofi yang melakat dari jiwa penari Kethek Ogleng harus tertanam dalam sanubari yang terdalam menjadi manusia yang bergua baik bagi masyarakat, bangsa dan negara. Sosok Bapak Sutiman dengan kekurangan dan kelebihannya berhasil menciptakan tari Kethek Ogleng pada tahun 1962 di Desa Tokawi Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan. Bapak Sutiman memberikan tari Kethek Ogleng kepada masyarakat pemerhati untuk mengembangkan Tari Kethek Ogleng untuk menjadi aset Nasional. Bapak Sukisno sebagai pemerhati Kethek Ogleng berhasil mengembangkan dengan kegiatan latihan dan
Komentar
Posting Komentar