PUPUK ORGANIK SOLUSI TANAMAN HORTIKULTURA

kethekogleng

Pacitan, 29 Oktober 2018

Bertempat di Balai Desa Gunungsari Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan dilaksanakan pelatihan Pupuk Bokhasi sebagai alternatif meningkatkan pendapatan warga dengan keanekragaman tanaman sayuran di pekarangan.

Dalam sambutannya PJ Kades Gunungsari yang hanya tinggal 2 bulan lagi akan memaksimalkan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang manfaatnya dirasakan khususnya oleh semua masyarakat.  Jika kegiatan hanya tertuju pada inftrastruktur jalan yang menikmati hanya pemilik kendaraan roda empat saja.  Padahal jalan yang ada saat ini untuk sepeda motor sudah layak untuk digunakan oleh warga masyarakat. 


Pak Hasan Khalawi atau sering ipanggil Bpk Alawi dalam sambutanya kegiatan pemberdayaan masyarakat harus benar-benar dirasakan masyarakat jangan hanya tulisan di APBDes namun pelaksanaannya banyak dimanipulasi untuk kegiatan yang tidak dapat dipertaggungjawabkan.  Banyak sekali pemberdayaan masyarakat 1 kegiatan namun tanda tangannya bisa puluhan untuk digunakan SPJ kegiatan lainnya.

Pemateri Agoes Hendriyanto memberikan materi yang berkaitan dengan pemanfaatan limbah organik khususnya kotoran ternak untuk dijadikan pupuk bokhasi atau organik dengan memanfaatkan Efective Mikro Organisme atau sering disingkay dengan EM 4.  Kegiatan ini berjalan dengn lancar dengan diakhiri dengan praktik pembuatan pupuk organik dan beberapa pertanyaan dari warga.
Pada akhir materi warga memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan semakin banyaknya babi hutan yang masuk ke lahan pertanian dan merusk apasaja yang ditemui di lahan tersebut.  Sehingga perlu adanya tindakan dari Pemerintah Kabupaten Pacitan untuk menanggulanginya.  Jawab narasumber," Babi hutan yang masuk pekarangan warga disebabkan ekosistem dari Babi Hutan sudah terganggu atau bahkan telah rusak dengan ulah manusia".  Manusia melakukan kegiatan penebangan hutan dengan menggantikannya dengan tanaman sengon laut yang tidak bersahabat dengan habitat dari babi Hutan.  Sebagai akibatnya gerombolan babi hutan akan mencari makanan di sekitar lahan pertanian warga Gunungsari. 

Kemudian ada warga yang menanyakan akar tanaman sengon laut yang menurut penelitian tidak mempunyai kemampuan untuk mengikat tanah dan hanya pada permukaan tanah saja.  Benar penelitian tersebut akar tanaman di bawah tanah simetris dengan keadaan daun yang ada di atas tanah.  Ibarat cermin maka akar tanaman tersebut merupakan perwujudan dari bayangan dari daun tanaman.  Jika kita bandingkan dengan tanaman trembesi kekuatan akar sengon jauh lebih kecil dalam mengikat tanah.  Oleh sebab itu sangat tergantung dari masyarakat disebabkan sengon laut adalah merupakan salah satu yang bisa diandalkan untuk menopang pendapatan namun jangan sampai lahan kriitis dengan kemiringan lebih besar dari 45 derajat ditanamai dengan sengon laut.  Hal iniperlu kesadaran dari kuta semua untuk menjaga hutan agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan manusia,  Sukses selalu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

32 HARI KETHEK OGLENG DI ISSEH

GENERASI MILENEAL KETHEK OGLENG