Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

GENERASI MILENEAL KETHEK OGLENG

Gambar
Pacitan, 9 September 2018 Generasi mileneal atau generasi Z di Nawangan Pacitan masih mempunyai motivasi untuk tampil menarik dan mempesona saat acara yang hanya menghitung hari untuk tampil di acara Gebyar Kethek Ogleng tanggal 14 Oktober 2018.  Kepedulian dari para pemerhati budaya khususnya yang terlibat di panitia gebyar tersebut yang dikomandani oleh Sanggar Condro Wanoro yang berdiri tahun 2012.  Sebenarnya acara ini dalam rangka ulang tahun Sanggar Condro Wanoro yang ke 6 jatuh pada tanggal 14 Oktober 2018.  Namun demikian pemerhati Seni tari Kethek Ogleng yang terus mengembangkan diri dengan kemampuan seadanya mampu untuk terus eksis ditengah hiruk-pikuknya dunia digital.  Kethek Ogleng menjadi hiburan rakyat yang lain daripada yang lain dengan pemin yang melibatkan beberapa orang.  Kesenian tari Kethek Ogleng yang milik masyarakat Pacitan seharusnya mendapatkan prioritas utama dalam road map pengembangan seni budaya di Pacitan.  Kita perlu mencontoh SMPN 3 Nawangan ya

UPAYA PEMERHATI KETHEK OGLENG

Gambar
Pacitan, 4 September 2018 Kethek Ogleng Pacitan sebuah seni tari yang diciptakan oleh Bapak. Sutiman mengandung pesan moral bagi generasi penerus bangsa terhadap kecintaan terhadap budaya bangsa.  Seragam putih yang melekat pada kostum penari Kethek Ogleng menggambarkan bahwa sifat manusia jangan dilihat dari wujud fisiknya saja.  Lihatlah dari budi pekertinya.  Banyak sekali yang terjebak dengan penampilan fisik seorang.  Filosofi yang melakat dari jiwa penari Kethek Ogleng harus tertanam dalam sanubari yang terdalam menjadi manusia yang bergua baik bagi masyarakat, bangsa dan negara.  Sosok Bapak Sutiman dengan kekurangan dan kelebihannya berhasil menciptakan tari Kethek Ogleng pada tahun 1962 di Desa Tokawi Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan.  Bapak Sutiman memberikan tari Kethek Ogleng kepada masyarakat pemerhati untuk mengembangkan Tari Kethek Ogleng untuk menjadi aset Nasional.  Bapak Sukisno sebagai pemerhati Kethek Ogleng berhasil mengembangkan dengan kegiatan latihan dan

KETHEK OGLENG PACITAN

Gambar
Pacitan, 5 September 2018 Perjuangan pada awal tari Kethek Ogleng diperkenalkan kepada masyarakat desa Tokawi penuh dengan perjuangan.  Dikutip dari buku tari Kethek Ogleng Pacitan yang ditulis oleh bapak Sukisna dkk sebagai berikut:  Lebih dari dua bulan sejak permintaanya bergabung ditolak, Bapak Sutiman kemudian mencoba lagi menemui pimpinan paguyuban dengan bekal dapat memenuhi syarat yang kurang. Sebagai kesiapan untuk melakukan itu, ia berusaha bertutur kata lebih baik dan serius agar dapat meyakinkan kepada sesepuh paguyuban Bapak Kromorejo. Ia meyakinkan pada pimpinan kerawitan bahwa gerak tari idenya itu nanti akan dapat menjadi sebuah seni yang benar benar dikagumi masyarakat. “ Saya mohon dengan sangat hormat, tolong penuhi keinginan saya, kasiani saya telah banyak waktu saya gunakan untuk menekuni latihan ini apa harus berakhir sia-sia jika terpaksa tidakmau membantu, karena keinginan ini adalah harapan hidup saya”.  Demikian itu ungkapan terakhir Sutiman agar