Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

SOROTAN MATA PENUH MISTERI

Gambar
Sorot mata tajam senyum dari bibir merahmu. merah merekah menyapa.  melelh bagai es terkena panas matahari.  Namun sosok perempuan menjadi sorotan mata nanar rajawali yang terbang menukik diantara terjalnya karang.  Waspada jangan sampai senyuman membuat jatuh berkeping-keping ke bumi. Biarlah sebagai hiasan dalam sebuah kehidupan yang penuh dengan warna. manis, cantik sebagai pemanis diantara garam dan asam kehidupan.  Teguh dalam sebuah  keteguhan hati.  Tak larut dengan hingar bingarnya gemerlap dunia.  Fatamorgana yang penuh dengan kesemuan.  Menjebak dan memikat hati yang akan menghipnotis jiwa.  Tersungkur dan jatuh terjerembam dalam dalamnya jurang.  Tak kuat untuk berdiri hanya merangkak untuk sampai biibir jurang.  Pedih dan sedih serta kejamnya sorotan mata liar seorang perempuan.  Namun hati siap menjaga dari kebrutalan dalam bertindak.  Hati mengendalikan dari hiruk pikuk kehidupan yang serba indah.  Hanya satu kekuatan iman dan taqwa untuk melawan.  Hanya ada cinta sejati

JALAN TAK SELAMANYA LURUS DAN MULUS

Gambar
Jalan bergelombang tak akan menyurutkan langkah untuk mencapai tujuan.  Sorotan mata tajam dengan kaca spion di depan  langkah tegap tak akan pulang.  Satu tujuan untuk menggapai mimpi.  Jalan tak selamanya mulus dan lurus.   Kadang atau semua jalan dalam sebuah perjalanan manusia bergelombang dan rusak.  Jalan itu yang harus kau lalui anakku.  Tak akan mungkin semuanya lurus dan halus seperti jalan tol.  Pinggang yang telah memasuki usia senja terasa.  Namun saya yakin dengan usiamu yang masih muda kau sanggup untuk melalui jalan terjal dan berliku.   Untuk satu tujuan mulia menggapai mimpi dalam sebuah perjuangan.  Jangan menyerah dalam hidup.  Laluilah jalan tersebut dengan ikhlas.  Kau akan menemukan berjuta-juta pengetahuan dan pengalaman dalam perjalanan.  Hati dan tekad kuat dalam dada.  Menjadi modal untuk menjadi pemenang.  

SERAGAM

Gambar
Seragam menjadikan pikiran kita didogma harus nurut dan loyal.  Padahal keberagaman akan memunculkan kreatifitas seseorang. Manusia akan bebas berkarya namun dengan berpegang pada nilai kebenaran.  Generasi tahun 1970-1980, dengan seragam terasa bangga didada.  Namun generasi mileneal jangan berpikiran seperti bapak ibu saudara jika ditanya cita-cita selalu menjawab pns, dokter, guru, BUMN. dan pekerjaan yang memberikan gaji yang tinggi. Rubahlah pola pikir saudara jika hari ini saudara memakai pakaian cita-cita saudara ingin menjadi desainer international. Selama itu saudara makan di KFC suatu saat saudara punya waralaba uang sukses. Jika saudara di jurusan pendidikan jadilah wirausaha dengan membuat web profesional. Pekerjaan yang saudara tekuni mimpilah menjadi pioner dalam bidang saudara yang mengglobal.

KETHEK OGLENG PACITAN

Gambar
Gambar.  Latihan di Depan Sanggar Condro Wanoro Pada mulanya Bapak Sutiman merasakan sesuatu yang berat karena banyaknya kendala datang silih berganti mempengaruhi dirinya agar mengurungkan langkah yang telah direncanakan, tetapi karena keteguhan niat yang telah tertanam dalam di sanubari maka seberat apapun risikonya harus diperjuangkan. Pandangan minor akrab dengan beliau. Selain itu beliau juga berjuang melawan rasa takut upayanya tidak berhasil, malu dianggap stres saat berlatih, dan masih harus berjuang untuk mendapatkan dukungan dari paguyuban kerawitan yang pernah menolak. Padahal hanya ada satu paguyuban di dusun Banaran yang sejak awal menjadi satu-satunya tumpuan harapan. Jika penolakan itu tidak ditindak lanjuti dengan upaya pendekatan dan pengorbanan mental, tentu yang terjadi hanyalah putus asa yang berakhir kegagalan. Namun tidak demikian yang dilakukan oleh Bapak Sutiman, ia  beranggapan justru dari penolakaan itu diterimanya sebagai cambuk untuk lebih semangat berj

FASE PENGENALAN SENI KETHEK OGLENG DAN PROSES KOLABORASI DENGAN PAGUYUBAN SENI KERAWITAN

Gambar
Setelah segala sesuatunya terancang dengan matang barulah Bapak Sutiman memulai misinya untuk membiasakan diri menjadi periang dan menghilangkan rasa malu di hadapan siapapun.        Menurutnya hanya dengan cara ini diharapkan bisa merubah kepribadianya menjadi percaya diri. Dengan berbekal keyakinan dan kebulatan tekat seakan tiada hari tanpa belajar meniru sifat kera. Peniruan tersebut dilakukan dengan penuh semangat serta pantang menyerah. Bahkan Bapak Sutiman sampai tak mengenal waktu dan tempat. Kapan dan dimanapun berada selalu melakukan acting tanpa menghiraukan teguran orang lain yang melihatnya. Hal itu sebagaimana tuturan narasumber sebagai berikut. “ Sebelum orang lain tau kalau saya sedang belajar meniru perilaku kera, hampir setiap orang yang menganggap saya stres, tetapi saya tidak marah dan sakit hati,bagi saya itulah ujian membangun mental” ungkapnya.      Setelah merasa yakin jika usahanya belajar acting gaya kera cukup dapat membuat orang lain senang, baru kemudia

MENGGAPAI MIMPI

Gambar
  MENGGAPAI MIMPI Agoes Hendriyanto Semilir angin selatan Menembus di sela-sela bebatuan Pulau di tengah laut Kering meranggas tumbuh pohon kelapa Kehidupan betapa pahitnya pasti akan berlalu Deru ombak laut selatan terasa di telinga Saut menyahut diantaara riak-riak gelombang Turis asing bercengkerama dengan ganasnya ombak pantai selatan Menari-nari diantara papan selancar Menembus ombak nan bertepi Hamparan pasir putih Membentuk hamparan permadani Bak laksana hotel berbintang Berjemur di bawah teriknya matahari tropis Sunyi sepi terdengar hanya ombak Memecah kebuntuan pikiran Melahirkan satu imajinasi Angan-angan akan masa depan Seperti arakan burung pencari ikan Tak akan lelah Terbang tinggi sekali menukik mencari ikan Menemubus kuatnya angin laut di atas  gelombang Walaupun ada yang harus terkubur tersiman rapi dalam memori Untuk menatap masa depan menggapai mimpi

MERAYAKAN KEMERDEKAAN TARI KETHEK OGLENG

Gambar
Bulan Agustus 2018 sebentar lagi bangsa Indonesia merayakan Kemerdekaan yang ke 73 usia yang sudah matang.  Seharusnya kita selalu menjaga kebersamaan dalam bingkaiNKRI dengan selalu saling menguatkan untuk mewjukan satu tujuan mulia yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.  Sanggar Condro Wanoro mempunyai cara yang unik dalam merayakannya yaitu dengan terlibat langsung dalam acara seremoni pembukaan baik festifal maupun acara-acara expo pembangunan.  Condro Wanoro tanggal 11 Agustus 2018 berpartisipasi dalam acara festifal reog di stadion Citra Mandiri Arjosari.  Tanggal yang sama juga tampil di alun-alun Kabupaten Pacitan.  Perjalanan membuat aku bermimpi berkaitan dengan perjuangan Bapak Sutiman pada awal mula terciptanya tari Kethek Ogleng.       Masa latihan hampir memasuki tingkat sempurna, tetapi seni yang meniru gerakan kera yang diciptanya belum diberi nama. Oleh karena itu, Bapak Sutiman membuka usul tentang nama yang pas untuk seninya tersebut. Namun bebe

KETHEK OGLENG PACITAN

Gambar
Sesuai kabar beredar di masyarakat bahwa seni Kethek Ogleng katanya berasal dari Dusun Banaran Desa Tokawi. Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan, maka sasaran yang di tempuh untuk mengorek informasi guna memperkuat dasar kebenaranya, selain bertanya langsung kepada Bapak Sutiman yang kabarnya sebagai pengarang Seni Kethek Ogleng itu sendiri, dilakukan pula penggalian informasi dari para sesepuh di Desa Tokawi yang mengaku mengetahui segala peristiwa dan kejadian di tahun 1963, di antaranya (pada saat penyusunan buku, Tim Editor), Bapak Kardi (74), Bapak Karmin (62). Bapak Satimin (70), dan Bapak Muryadi (67). Selain itu juga ada sesepuh lain yang kesemuanya kelahiran sebelum tahun 1950. Tentu para narasumber bukan saja mengetahui melainkan ikut andil dalam upaya pembentukan seni Kethek Ogleng sebagai pengiring gamelan dari pertama kali latihan dan penyempurnaan seni yang waktu itu belum diberi nama sebagai Kethek Ogleng karena pada waktu itu mereka sudah lebih dulu menjadi anggota

SENI KETHEK OGLENG DAN STATUS

Gambar
Dikutip dari buku Seni Kethek Ogleng Pacitan Warisan Leluhur dan Segenap  Dimensinya halaman 3-4 Penulis: Sukisno Editor: Bakti Sutopo, Agoes Hendriyanto Tiga Serangkai Pemerhati Tari Kethek Ogleng S eni Kethek Ogleng adalah merupakan kesenian rakyat, sebuah seni yang kemunculanya masih sangat muda di banding seni-seni lain di jawa, memasuki tahun 2014 seni kethek ogleng   menginjak usia 51 tahun terhitung   sejak pertama kali di perkenalkan   di depan publik pada tahun 1963,   meski relatif muda, namun popularitasnya sudah mampu menjelajah seluruh jawa,   tetapi    hingga saat ini status seni kethek ogleng ternyata masih membingungkan   masyarakat penggemarnya, ada yang berpendapat seni Kethek Ogleng berasal dari daerah   lain, dan ada pula yang meyakini berasal dari Pacitan. Pertanyaan itulah yang hingga saat ini belum terjawab dan membuat penasaran bagi para pecinta seni daerah.   Sayang rasanya jika hal ini di biarkan terus menerus tanpa ada pihak yang tergugah untuk mem